Alhamdulillah, tadi pagi berkesempatan melepas istri tersayang berangkat mendampingi siswa SMM (Sekolah Muda Mandiri) live-in di Kebun Hanif Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Live-in, apaan tuch?
Live-in adalah salah satu model
belajar khas sekolah alam.
Saya mengenal model belajar itu tahun
2007 saat menjadi guru SMP Alam. Saya mendapatkan gambaran tentang live-in dari
sharing seorang guru sekolah alam Jakarta yang saat itu berkunjung ke
sekolah kami.
Tidak lama setelah itu, saya mengagendakan
live-in untuk siswa kelas VII. Bertempat di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah
Kalibening, Salatiga. Lihat disini
Selama tiga hari mendampingi siswa
live-in disana, saya merasa re-born (terlahir Kembali). Ada banyak inspirasi
dan pencerahan seputar pendidikan yang saya dapatkan dari observasi kegiatan
siswa, ngobrol dengan founder komunitas dan diskusi dengan para pegiatnya. Saya meyakini live-in sebagai model belajar yang sangat efektif
dan efisien.
Semua siswa pun sangat menikmati live-in
itu. Mereka terlihat sangat serius bahkan hingga lupa waktu untuk terus
berkegiatan. Selama tiga hari siswa bisa belajar bagaimana seharusnya belajar dari
nol sampai menghasilkan sebuah karya yang apik.
Diantara karya yang dihasilkan
yaitu film pendek berjudul ‘Bulan Ramadhan, kembalilah’ dibuat oleh kelompok film. Sampai
sekarang saya masih ingat tokoh utama film itu adalah Huda dan pak Arifin.
10 tahun kemudian, di tahun 2017
kembali saya berkesempatan merasakan vibes live-in. Yaitu saat mendampingi siswa
SMM Angkatan pertama live-in di Kampung Design Magelang. lihat disini
Live-in itu intinya menfasilitasi siswa berada di sebuah lingkungan yang ada banyak sumber ajarnya.
Filosofi live-in mengambil dari kisah
hidup manusia terbaik sepanjang zaman, yaitu baginda nabi Muhammad shallallahu
alaihi wassalam yang masa pertumbuhan awalnya (usia 0-4 tahun) live-in di
sebuah kampung cukup jauh dari rumah orangtuanya, yaitu kampung bani Sa’diyah. Kenapa
di kampung bani Sa’diyah? Karena disana ada beragam biodiversity yang sangat
baik untuk perkembangan anak di usia dini.
Jadi, 100% saya yakin live-in adalah model belajar
yang very recommended untuk dilaksanakan.
Coba aja deh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar