Rabu, 29 Mei 2024

Media Stonesia #3

Serba serbi Ramadhan




Media Stonesia edisi ke-3 meliput segala kegiatan Ramadhan siswa stonesia.

Ada banyak program yang direncanakan, mulai dari; berbagi takjil, One Day One Juz (ODOJ), itikaf, hingga sungkeman dan silaturahmi lebaran.

Program ODOJ dan itikaf menjadi program yang paling challenging.




Program ODOJ diikuti oleh 13 siswa. Alhamdulillah 10 diantaranya berhasil mengkhatamkan Alqur’an sekali selama Ramadhan. Ada satu siswa yang berhasil dua kali khataman.

Program itikaf memberikan pengalaman seru. Ibadah yang mulai menjadi langka ternyata bisa dilakukan siswa.




Semoga semua ibadah yang dilakukan selama Ramadhan kemarin diterima oleh Allah dan menjadi bekal mengarungi kehidupan 11 bulan kedepannya.

Selasa, 28 Mei 2024

Launching buku cerita fiksi


Buku cerita fiksi yang akan di launching berjudul ‘Misteri keluarga stonesia’.

Judul tersebut diambil dari judul bab yang ada di buku cerita tersebut.

Buku dengan tebal 190 halaman itu terdiri dari tujuh bab; Misteri, Keluarga, Persahabatan, Prestasi, Olahraga, Keseharian, dan Fabel. Dan berisi 41 judul cerita.




Buku akan dilaunching besok kamis, 30 Mei 2024 pukul 07.00 - 08.00 WIB di teras lantai I SD Juara Semarang.

Saat launching, pembicara akan membedah bagaimana proses penyusunan buku, sumber ide cerita, dan membacakan ringkasan beberapa cerita yang ada di buku tersebut.

Buku akan dibedah langsung oleh penulisnya, yaitu; Pak Jek penulis sekaligus penyusun buku, Nafisa penulis dengan jumlah halaman terbanyak, dan Muthia penulis dengan genre fabel.

Acara sepenuhnya akan dipandu oleh host kondang Ashifa dan Dita. Mereka juga salah dua dari 22 penulis cerita yang ada di buku tersebut.

Hadir ya!

Kamis, 16 Mei 2024

Fieldtrip

 

Fieldtrip, study tour atau piknik biasa dilakukan sekolah di akhir tahun Pelajaran. Entah kenapa saya lebih suka pakai istilah fieldtrip atau kunjungan lapangan. Mungkin karena tour atau piknik berkonotasi sekedar jalan-jalan atau senang-senang saja.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, kebanyakan study tour dilaksanakan sebagai bentuk tasyakur atau syukuran atas pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama setahun masa pelajaran.

Seperti itulah yang pernah saya alami. Sewaktu SD dulu saya piknik ke Jogjakarta dan sekitarnya (Candi Borobudur, Malioboro). Saat SMP kelas III piknik ke Bandung dan sekitarnya (Museum Geologi, Ciater, Gunung Tangkuban Perahu). Dan waktu SMA kelas III piknik ke Bali.

Dari pengalaman piknik tersebut, saya menyimpulkan sedikit sekali konten kegiatan dari sejak berangkat hingga pulang yang nyambung dengan materi pelajaran saat belajar di sekolah. Inilah hal esensial dari kegiatan study tour yang lebih patut diperbincangkan. Bukan hanya sisi teknisnya seperti yang baru viral sekarang. Walaupun hal teknis yang berjalan saat ini juga sangat perlu dievaluasi.




Mestinya, fieldtrip harus terkait erat dengan kegiatan pembelajaran yang berjalan. Fieldtrip bisa menjadi salah satu sarana untuk mengefektifkan proses pembelajaran yang dijalankan.

Berdasarkan pengalaman, setidaknya ada tiga manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan fieldtrip.

Pertama, fieldtrip menjadi sarana bagi siswa untuk mendapatkan data awal untuk menyiapkan pikiran saat masuk ke materi pelajaran baru. Konon, belajar akan efektif saat pelajar memiliki kesiapan untuk belajar. Diantara bentuk kesiapan adalah memiliki pengetahuan awal dari materi yang akan dipelajari. Ibaratnya seperti gelas yang setengah isi, bukan gelas kosong.

Kedua, fieldtrip memberikan pengalaman langsung. Istilah kerennya experiental learning. Siswa diberikan kesempatan untuk mengalami suatu kondisi tertentu yang menjadi dasar terbentuknya pengetahuan dalam nalar mereka. Hal ini juga berkesesuaian dengan teori pembelajaran konstruktivisme.

Ketiga, fieldtrip kaya sumberdaya pembelajaran. Dengan berbagai pengalaman nyata dan persoalan yang dihadapi akan mengaktifasi seluruh modalitas belajar yang ada dalam diri siswa sehingga bisa menumbuhkan kemampuan untuk bersikap presisi, bernalar kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi, dan berinovasi.

 



Secara teknis fieldtrip tidak harus selalu dilaksanakan secara klasikal atau rombongan. Fieldtrip juga bisa dilaksanakan oleh kelompok kecil atau bahkan individual.

Fieldtrip tidak selalu harus dengan pendampingan guru. Orangtua, saudara atau kerabat bisa saja dilibatkan untuk mensukseskan kegiatan fieldtrip.

Sehingga, secara biaya fieldtrip pun tidak harus mengeluarkan biaya yang besar.

Fieldtrip perlu mempertimbangkan jenjang usia belajar. Pilihan destinasi, moda transportasi juga perlu disesuaikan dengan umur peserta. Sehingga selama fieldtrip siswa benar-benar mendapatkan banyak inspirasi, ide baru yang membuatnya lebih semangat dan challenging untuk terus belajar.



By the way, ini hanya sekedar urun rembug saja dari seorang guru biasa.

Kuncinya, semua stakeholder pendidikan perlu terus semangat belajar untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pendidikan Indonesia. Keep going growth to ‘Indonesia Gemilang 2045’.

Semangat!!

Rabu, 15 Mei 2024

Dugderan

Media Stonesia #2

 

Di edisi kedua, Media Stonesia memuat kegiatan siswa dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H.

Ada dua kegiatan yang dilakukan; pertama, setiap siswa ikut serta acara dugderan. Kedua, setiap siswa membuat hiasan di rumah bernuansa kegembiraan sambut Ramadhan 1445 H.




Dugderan adalah tradisi yang sudah berjalan cukup lama di Kota Semarang dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Disebut dugderan karena puncak acara dilakukan pemukulan bedug yang bunyinya dug dan der setelah resmi dinyatakan akan masuk bulan Ramadhan.




Acara ini dimeriahkan dengan pawai atau arak-arakan simbol ikonik Kota Semarang yaitu Warak Ngendog dan berbagai hiasan bernuansa Ramadhan. Selain itu dimeriahkan juga dengan adanya pasar tiban atau pasar yang muncul incidental karena adanya acara dugderan.




Dengan kegiatan Tarhib Ramadhan diharapkan siswa semangat dan bergembira dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.

Ada tradisi apa di kotamu untuk sambut datangnya Ramadhan?

Selasa, 14 Mei 2024

Eksplore Heritage

Media Stonesia #1

 

Media Stonesia adalah nama yang dipilih untuk kliping refleksi kegiatan pembelajaran mandiri.

Kegiatan pembelajaran mandiri adalah kegiatan yang dilaksanakan siswa di luar jam pembelajaran di kelas.

Kegiatan pembelajaran mandiri bisa berupa fieldtrip, kegiatan di rumah, kegiatan di Masyarakat yang berfungsi untuk membuka pikiran, pengayaan, maupun menambah pengalaman.

Di part #1, media stonesia berisi refleksi kegiatan eksplore heritage atau tempat peninggalan bersejarah yang ada di Semarang.





Semua siswa berkunjung ke tempat bersejarah sesuai pilihan mereka. Tidak hanya berkunjung, tapi mereka melakukan observasi, dan menggali sebanyak mungkin informasi yang menjelaskan tentang tempat tersebut baik dari pengelola maupun orang lain yang datang berkunjung.

Kegiatan tersebut adalah sebagai afirmasi sekaligus pengayaan Pelajaran IPAS dan PKN.

Data hasil observasi dan wawancara diketik siswa di personal computer yang ada di laboratorium computer sekolah di jam Pelajaran TIK.




Guru mengolah data dan dokumentasi yang dikirimkan siswa untuk dijadikan konten bulletin yang diterbitkan online dan offline. Online disebar ke orangtua melalui WA grup, sedangkan offline dicetak dan ditempelkan di majalah dinding kelas.  

Kegiatan pembelajaran mandiri seperti itu bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan positif untuk mengisi waktu luang siswa di rumah. Siswa senang karena ada pengalaman baru yang mereka dapatkan, sekaligus secara tidak langsung mereka telah belajar sesuatu.

Layak dicoba!

Kamis, 09 Mei 2024

Pre Launching Buku




Alhamdulillah setelah berproses hampir satu semester, tersusunlah buku yang diberi judul ‘Misteri Keluarga Stonesia’.

Buku setebal 191 halaman ini berisi 41 cerita fiksi seputar misteri, keluarga, persahabatan, dan ada juga fabel.

Buku ini diharapkan bisa menjadi inspirasi dan contoh hasil karya nyata proses pembelajaran berbasis proyek literasi https://kitapedulipendidikan.blogspot.com/2024/05/proyek-literasi.html. Sebuah proyek pembelajaran yang melingkupi beberapa mata pelajaran; Bahasa Indonesia, TIK, P5, dan juga Seni Budaya.

Setiap pekan siswa kelas V SD Juara Semarang menulis cerita fiksi sesuka dan sebisa mereka.

Sebelumnya, guru memberikan pembekalan berbagai teknik menulis, mengupas contoh tulisan kakak kelas https://kitapedulipendidikan.blogspot.com/2023/06/buku-merdeka-belajar-ala-top-x.html , dan berikutnya mereka langsung praktek menulis.

Setelah ditulis di buku tulis dan di cek oleh guru, siswa mengetikkan tulisannya di personal computer (PC) yang ada di laboratorium computer sekolah saat pelajaran TIK. Karena jumlah PC yang masih terbatas mereka harus bergantian untuk mengetikkan tulisannya. Semoga ada donatur yang terketuk membantu pengadaan PC. Hehe.

Guru mengumpulkan semua tulisan siswa di drive untuk dilakukan penyuntingan.

Alhamdulillah 20 dari 22 siswa, ikut terlibat menulis.

Setelah di sunting dan setting layout, siswa diberikan kesempatan untuk membuat gambar ilustrasi dari cerita mereka. Jadilah 11 gambar yang masuk di dalam buku ini.

Saat ini sedang proses pengurusan ISBN sembari dilakukan sunting akhir dan hunting percetakan yang bagus dengan harga yang bersahabat. Adakah yang punya referensi?

Rencananya, akhir mei ini akan dilakukan launching resminya di acara kamis ceria SD Juara Semarang yang rutin diadakan setiap pekan sebagai sarana siswa untuk perform hasil karya pembelajaran.

Tunggu undangan resminya ya!

Rabu, 08 Mei 2024

Banyak Membaca Pangkal Lancar Menulis

Banyak Membaca Pangkal Lancar Menulis

 

Secara umum, Pembelajaran Bahasa memiliki empat target capaian; gemar membaca, bisa menuliskan ide, lancar berbicara di depan umum, dan mampu menjadi pendengar yang baik.

Berdasarkan pengalaman, banyak membaca buku menjadi penentu suksesnya capaian keempat target pembelajaran tersebut.

Karena itu kita perlu membiasakan diri gemar membaca. Membaca apa saja, teks ataupun non teks.



Itulah alasan yang mendasar kenapa siswa kelas V SD Juara Semarang ditarget dalam satu semester minimal membaca enam buku bacaan.

Tiap pekan guru memonitor perkembangan capaian target baca buku tersebut melalui bertanya langsung dan melihat rekap data buku yang telah dibaca di saat pembelajaran Bahasa Indonesia.



Lagi-lagi berdasarkan pada pengalaman, siapa yang banyak membaca buku maka akan lebih lancar menuliskan ide yang ada di pikirannya.

Seperti pepatah arab, ‘faqidusy sya’i laa yu’tihi’. Yang tidak memiliki sesuatu, tidak bisa memberi sesuatu. Artinya, jika seseorang tidak ada apa-apa di pikirannya maka tidak mungkin bisa mengeluarkan apa yang ada di pikirannya karena di pikirannya tidak ada apa-apa alias kosong.


Banyak membaca buku adalah salah satu cara untuk mengisi pikiran dengan berbagai hal yang terbaca. Sehingga akan lebih lancar menuliskan sesuatu atau menyampaikan sesuatu sesuai kebutuhannya.

Selamat membaca!.

Senin, 06 Mei 2024

Proyek Literasi

Proyek Literasi

 

Di semester II ini, siswa kelas V SD Juara Semarang akan membuat buku Kumpulan cerita fiksi sebagai salah satu proyek literasi.

Setiap jam mata Pelajaran Bahasa Indonesia, guru menjelaskan tentang bagaimana Teknik menulis lengkap dengan contoh tulisan yang ada di buku cerita.

Selanjutnya siswa langsung praktek menulis cerita fiksi. Cerita ditulis dibuku tulis dan di cek oleh guru setiap pertemuan.

Tahap berikutnya, siswa memindahkan tulisan yang ada di buku tulis ke personal computer yang ada di laboratorium computer saat jam mata Pelajaran TIK.



Guru akan menyimpan semua file tulisan siswa untuk proses editing di drive email.

Proyek ini ditargetkan sebelum akhir semester buku sudah tercetak dan bisa di launching.