Sharing Session:
Produk P5
Sabtu, 30 september 2023 lalu saya diberikan kesempatan untuk sharing di depan guru-guru SMPQ Al-Hayah Pati.
Kali itu saya menyampaikan tentang pembelajaran berbasis project.
Bermula dari pemikiran sederhana tentang apa yang dihasilkan dari proses belajar sehari-hari di sekolah?. Kurang lebih 8 jam setiap hari siswa belajar di sekolah. Sayang jika dalam waktu selama itu tidak ada yang dihasilkan.
Hasil dari sebuah proses belajar biasa disebut produk belajar. Ada banyak macam produk belajar yang bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu; produk yang terlihat (tangible), dan produk yang tidak terlihat (intangible)
Diantara contoh produk belajar yang terlihat adalah buku karya hasil pembelajaran seperti yang saya buat bersama siswa kelas VI SD Juara Semarang tahun pelajaran lalu.
Buku tersebut adalah hasil dari pelaksanaan P5 (proyek penguatan profil pelajar pancasila).
Sedangkan contoh produk tak terlihat diantaranya bertambahnya pengetahuan dan pemahaman siswa, dan kemampuan yang melekat pada diri siswa yang tidak terlihat secara langsung.
Lantas, apa hubungan antara produk belajar dengan pembelajaran berbasis project?
Pembelajaran berbasis project adalah salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk menghasilkan sebuah produk belajar yang diinginkan.
Ketika guru merancang sebuah project pembelajaran, tentunya sudah ada minimal bayangan hasil akhir yang akan didapatkan. Gambaran hasil akhir inilah inspirasi dari produk belajar.
Ketika saya menjadikan menulis memoar atau kisah pengalaman belajar siswa menjadi P5 maka saat itu juga saya telah membayangkan nanti hasil akhirnya adalah sebuah buku antologi atau tulisan bersama. Sejak awal semester bayangan itu saya sampaikan ke siswa untuk afirmasi sekaligus motivasi.
Sepanjang semester siswa saya target untuk membuat beberapa tulisan berdasarkan pengalaman pribadi mereka saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Setiap pekan progress tulisan selalu dievaluasi.
Walhasil selama satu semester, saya dan siswa berhasil menuliskan memoar kisah pembelajaran menjadi sebuah buku antologi cerpen.
Ada tiga hal yang menentukan jika seorang guru ingin menyusun buku serupa. Yaitu; adanya kegiatan yang berbasis project, dokumentasi kegiatan, dan coretan kecil yang berisi konten dari kegiatan atau istilah kekiniannya copy writing atau caption. Akan lebih mudah lagi penyusunan buku jika guru memiliki sarana penyimpanan di dunia maya seperti blog atau media sosial (fb, ig dll)