Kamis, 14 Juli 2022

Ajak siswa bangga jadi petani

Ajak siswa bangga jadi petani

Ada hal yang mengusik hati dari pelaksanaan MPLS hari terakhir kemarin.

Di hari itu semua siswa dan guru ditugaskan untuk menggunakan costplay profesi. Hal yang mengusik itu adalah bahwa hampir tidak ada siswa yang menggunakan kostum petani. Hanya ada satu siswa saja yang berkostum ala petani lengkap dengan cangkul terbuat dari kerdus. Hal itu seakan menyampaikan sebuah pesan bahwa saat ini hampir tidak ada siswa sekolah yang tertarik untuk menjadi petani.


Di kalangan pemuda saat ini juga sangat sulit menemukan seorang pemuda yang mau menjadi petani. Banyak profesi baru yang muncul membuat profesi sebagai petani semakin ditinggalkan. Profesi baru seperti menjadi gamer, youtuber, dan sejenis tampaknya lebih menggiurkan secara penghasilan daripada menjadi petani. Seakan mereka lupa jika makanan sehari-hari yang mereka makan adalah buah karya tangan dingin seorang petani. Jika petani langka, lantas darimana kita akan mendapatkan bahan pangan kita?.

Mungkin ada yang menjawab, “khan kita bisa impor” seperti yang saat ini berlangsung.

Sekilas tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut. Tapi coba direnungkan bagaimana seandainya kita menjadi ketergantungan pangan kepada negara lain, apa yang akan terjadi jika suatu saat ada masalah dengan negara tersebut baik secara langsung atau tidak langsung?. Dalam rentang waktu yang lama ketika kita sudah mengalami ketergantungan pangan, sementara tidak ada SDM yang mampu dan mau mengolah lahan untuk sumber bahan pangan, apa yang akan terjadi kemudian?

photo: Aji Sumaji

Seorang penasehat presiden Amerika pernah mengatakan, “Kuasai minyak maka engkau akan menguasai negara, kuasai pangan maka engkau akan menguasai rakyatnya.” Demikian kalimat Henry Kissinger penasehat keamanan nasional di era Presiden Amerika Serikat Richard Nixon. Dari pesan Henry tersebut bisa disimpulkan bahwa kemandirian pangan suatu negara sangat menentukan kedaulatan Negara tersebut. Jika sumber pangan dikuasai negara lain maka akan mudah mengganggu kedaulatan negara kita.

Marilah bersadar diri dan kita galakkan gerakan kembali menggarap lahan sebagai sumber bahan pangan untuk kemandirian dan kedaulatan negara. Gerakan itu bisa saja dimulai dari mengajak siswa berbangga hati menjadi seorang petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar