Ajak siswa bangga jadi petani
Ada hal yang mengusik hati dari pelaksanaan
MPLS hari terakhir kemarin.
Di hari itu semua siswa dan guru ditugaskan
untuk menggunakan costplay profesi. Hal yang mengusik itu adalah bahwa hampir
tidak ada siswa yang menggunakan kostum petani. Hanya ada satu siswa saja yang
berkostum ala petani lengkap dengan cangkul terbuat dari kerdus. Hal itu seakan
menyampaikan sebuah pesan bahwa saat ini hampir tidak ada siswa sekolah yang
tertarik untuk menjadi petani.
Mungkin ada yang menjawab, “khan kita bisa impor”
seperti yang saat ini berlangsung.
Sekilas tidak ada yang salah dengan jawaban
tersebut. Tapi coba direnungkan bagaimana seandainya kita menjadi
ketergantungan pangan kepada negara lain, apa yang akan terjadi jika suatu saat
ada masalah dengan negara tersebut baik secara langsung atau tidak langsung?. Dalam
rentang waktu yang lama ketika kita sudah mengalami ketergantungan pangan,
sementara tidak ada SDM yang mampu dan mau mengolah lahan untuk sumber bahan
pangan, apa yang akan terjadi kemudian?
Seorang penasehat presiden Amerika pernah
mengatakan, “Kuasai minyak maka engkau akan menguasai negara, kuasai pangan
maka engkau akan menguasai rakyatnya.” Demikian kalimat Henry Kissinger
penasehat keamanan nasional di era Presiden Amerika Serikat Richard Nixon. Dari
pesan Henry tersebut bisa disimpulkan bahwa kemandirian pangan suatu negara sangat
menentukan kedaulatan Negara tersebut. Jika sumber pangan dikuasai negara lain
maka akan mudah mengganggu kedaulatan negara kita.
Marilah bersadar diri dan kita galakkan gerakan
kembali menggarap lahan sebagai sumber bahan pangan untuk kemandirian dan
kedaulatan negara. Gerakan itu bisa saja dimulai dari mengajak siswa berbangga
hati menjadi seorang petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar