Senin, 11 Oktober 2021

Belajar dari Pisang

Belajar dari Pisang

(sebuah refleksi menyambut maulid baginda nabi)


Hampir semua orang pasti pernah makan pisang.

Namun, pernahkah berfikir apa yang bisa kita pelajari dari pisang?

Begitupun kami, baru tersadar kemarin ketika panen pisang.







Setidaknya ada 2 pelajaran yang saya dapatkan;

Pertama, semua bagian pisang bermanfaat. Buahnya jelas manfaatnya; bisa dimakan langsung, digodog, digoreng, diolah menjadi kue misalnya leker dll. Daunnya bisa untuk; bungkus makanan olahan seperti pepes dll. Batangnya bisa jadi bahan mulsa atau pupuk begitu pula akarnya. Kesimpulannya semua bagian tubuh pisang memberikan kemanfaatan.

Hal tersebut diatas bisa menjadi introspeksi untuk semua orang apakah selama hidupnya sudah memberi manfaat? Senada dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari)

Kedua, sebelum mati pisang sudah meninggalkan tunas. Coba lihat disekitar pohon pisang yang sedang berbuah muncul beberapa tunas pohon pisang. Bahkan lebih dari satu. Sehingga ketika buahnya dipanen dan pohonnya ditebang sudah ada pisang baru yang akan menggantikannya.

Seakan pisang mengajari manusia hendaknya sebelum mati sudah meninggalkan penerus eksistensi (keberadaan diri) yang seakan menyatakan bahwa si fulan pernah ada. Penerus bisa berupa anak keturunan, pengikut atau murid, bisa juga dalam bentuk karya besar yang dimanfaatkan oleh generasi berikutnya misalnya menulis kitab atau buku, menemukan sebuah metode baru atau inovasi dll.

Kedua pelajaran diatas sesungguhnya sudah ada contoh kongkretnya pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Beliau adalah uswatun hasanah yang besar sekali memberikan kemanfatan kepada semua manusia baik yang hidup dimasanya hingga akhir zaman. Beliaupun telah meninggalkan generasi penerus yang banyak jumlahnya dan sangat berkualitas mulai dari para sahabatnya yang ratusan ribu jumlahnya hingga para ulama mulai era pengikut sahabat hingga hari ini dan esok mereka semua adalah para penerus risalah Rasulullah.

Karenanya, di bulan Rabiul awwal yang juga disebut bulan maulid Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mari kita kaji kehidupan beliau lebih dalam agar kita lebih mengenal, memahami sehingga bisa lebih mencintai dan meneladaninya.

Diantara kebiasaan yang beliau lakukan setiap pagi hari adalah wirid 10 ayat akhir surat Ali Imran yang dimulai dari ayat, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali Imran 190)

Jadi tak salah jika kita mengambil pelajaran dari pohon pisang ataupun ayat-ayat lainnya yang terhampar di alam semesta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar