ilustrasi siklus KBM
Sebuah Pendahuluan
Menyambung publikasi sebelumnya tentang 'tambang emas' guru, seperti yang dikatakan kemarin bahwa tambang emas itu terletak di kegiatan belajar mengajar (KBM). Itulah kegiatan utama yang dilakukan semua guru. Jadi semua guru bisa memiliki tambang emas dong? Iya, seperti itulah seharusnya.
Sebelum saya membongkar rahasia tambang emas, terlebih dulu mari kita kaji siklus KBM yang selama ini berlaku.
Kurang lebih KBM yang biasa dilakukan kalau dijelaskan seperti ini.
Di bagian paling dalam (ilustrasi seperti gambar diatas) ada siswa yang belajar. Diluarnya ada guru yang mengajar dengan berbagai strategi pendekatan walaupun pada kenyataannya kebanyakan masih menggunakan single approach atau satu pendekatan yaitu ceramah. Guru bicara di depan kelas, sementara siswa mendengarkan dan menyimak di bangku masing-masing dalam keadaan harus diam. Masih banyak banget guru yang hanya menggunakan cara ini. Dalam istilah lain saya biasa menyebut guru yang ceramah ila yaumil qiyamah.
Di lingkaran terluar dan biasanya hanya 3 siklus yaitu nilai yang dibuat guru dari evaluasi belajar sang murid.
Jika diringkas siklusnya menjadi: siswa (belajar)-guru (cara mengajar)-nilai.
Coba sekarang kita merenung sejenak. Dari siklus yang biasa berlaku seperti penjelasan diatas kira-kira apa yang sudah didapatkan dari proses KBM? Nilai di raport, nilai UN tertinggi.
Kemudian coba hubungkan adakah hubungan antara nilai yang diraih dengan kehidupan nyata yang dialami siswa? Jawabannya hampir tidak ada hubungan. Dalam dunia nyata tidak berbanding lurus antara siswa yang mendapatkan nilai tinggi pada suatu mata pelajaran yang dipelajari dengan sikap atau perilaku di kehidupannya. Biar lebih jelas ambil satu contoh, siswa yang mendapatkan nilai agama tinggi belum tentu benar-benar menjadi orang yang agamis dalam kehidupun nyata. Kenapa yach? Kemungkinan jawabannya adalah karena KBM yang terjadi hanya berkutat pada teori.
Nah, based on pengalaman saya mendapatkan alternatif siklus KBM seperti gambar diatas.
KBM yang saya impikan dimulai dari interaksi orang dengan orang lain; bisa siswa dengan guru, siswa dengan coach, siswa dengan mentor, siswa dengan maestro yang masing-masing memiliki fitroh atau sifat asli dari yang 'diatas'.
Interaksi tersebut bisa dengan berbagai bentuk atau strategi; bisa dengan diskusi, dengan melakukan observasi/kunjungan, bisa dengan praktek, bisa dengan magang, bisa dengan belajar langsung pada yang sudah ahli dan berbagai pendekatan dari yang sudah jelas ketemu namanya ataupun yang akan muncul belakangan.
Dari interaksi dengan berbagai bentuk kegiatan diharapkan menghasilkan sesuatu produk dalam berbagai bentuk juga. Produk bisa dalam bentuk; perubahan sikap, perubahan pemahaman, produk nyata berupa barang yang bisa digunakan untuk apapun. Diharapkan produk yang dihasilkan tersebut bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi target akhir KBM adalah menjadikan siswa menjadi orang yang terbaik karena bisa memberikan manfaat kepada yang lainnya. "Orang terbaik adalah yang bisa bermanfaat untuk oranglain" (Alhadits)
Kapan yach mimpi saya bisa jadi nyata? KBM menjadi sebuah kegiatan yang tidak hanya bermakna tetapi juga menghasilkan banyak nilai guna atau manfaat.
-- bersambung lagi yach--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar