Rabu, 08 November 2017

'Gila' berorganisasi


Dia bernama Muhammad Zayyan Abdullah. Siswa pindahan dari sekolah lain dan duduk di kelas III, kelas tertinggi yang kami buka. Padahal seharusnya tahun ajaran itu dia naik kelas IV.
Saya masih ingat dengan jelas bagaimana kondisi mas Zayyan saat awal masuk sekolah. Pendiam, pemalu, minim bicaranya itulah ciri khas dia. Jika diminta maju kedepan kelas untuk mengerjakan tugas atau bicara maka keringat deras mengucur basahi bajunya (kelihatan jelas).

Sampai tibalah saat titik balik terjadi. Mas Zayyan terpilih menjadi Presiden OSIS dan harus menyampaikan pidato perdananya di saat upacara senin pagi (lihat foto diatas).
Proses belajar telah mengubah 180 derajat perilaku mas Zayyan. Sejak dipercaya menjadi Presiden dia pun mulai percaya diri untuk bicara di depan umum dan aktif menyampaikan ide yang dimilikinya.
Bahkan dari pengakuannya setelah lulus dari SD kami, mas Zayyan menjadi peng'Gila' organisasi. Maka iapun menjadi petualang organisasi seperti pengakuannya dibawah ini.

  

"Alhamdulillah dari pengalaman saya menjadi ketua osis di SD Juara saya mendapat banyak pelajaran, dari bagaimana berorganisasi di dalam partai, membuat visi misi bersama teman2 satu partai, menentukan logo, nama, dan capres&cawapres, mulai berorasi, dll. Itu semua masih teringat jelas di pikiran saya, apalagi karena ini adalah osis yg ada di jenjang sekolah dasar. Berawal dari presiden osis ini lah yg membuat saya menjadi "penggila organisasi". Saat SMP, saya mengikuti semua organisasi yang ada di smp saya. Saya mengikuti organisasi2 ini karena saya berfikir sebelum saya terjun di dunia masyarakat yg sebenarnya, akan lebih baik saya berlatih terlebih dahulu untuk mempersiapkan di kehidupan nantinya. Organisasi menjadikan saya lebih bisa ber public speaking, lebih percaya diri, dan mungkin menjadikan saya dipercaya oleh teman2 saya...." (Testimoni M. Zayyan lewat WApri)



Kayaknya, menarik sekali jika proses belajar di sekolah menghasilkan sesuatu seperti kisah diatas.
Sekolah harus bisa menjadikan murid 'Gila' dengan makna seperti sebutan 'Gila' yang dilontarkan kepada para Nabi oleh kaumnya. Gila dengan makna outstanding, awesome, ruar bidahsyat dst intinya gila maknanya memiliki keunggulan yang jauh dari yang umum. Bukankah para ilmuwan juga sering di cap gila oleh orang-orang dimasanya?
Bagaimana ya caranya biar seluruh proses belajar di sekolah2 kita bisa menghasilkan ke'Gila'-an seperti itu? Jadi kepo nich...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar