Kamis, 14 November 2024

50 juta per semester

Coba katakan maksimal dengan dua kata judul diatas! Banyak banget, mahal banget, deelel

Kakak sedang bahas apakah?

Let story begin...

Beberapa hari lalu, dek Inab (nama panggilan untuk putri ketiga kami) sempat ikut acara semacam openhouse fakultas kedokteran di sebuah Perguruan Tinggi (PT)

Actually, dia sangat bersemangat ikut acara tersebut karena sejak dari SD memang pengen banget bisa menjadi dokter. Bahkan sempat aktif ikut ekskul dokter kecil.



Di kegiatan tersebut dia diajak keliling kampus, ditunjukkan beragam kegiatan perkuliahan, dan seterusnya. termasuk yang cukup excited yaitu dia sempat memegang mayat yang digunakan untuk praktek.

Ketika pulang tak lupa pihak PT membawakan brosur untuk diberikan kepada orangtua.

Sesampai di rumah dek Inab cerita panjang lebar pengalamannya ikut acara tersebut.

Tapi pada akhirnya dia sendiri yang memutuskan untuk tidak jadi ambil kuliah jurusan kedokteran karena biaya yang sangat mahal.

Semester awal (1&2) harus bayar semesteran sebesar lebih dari 90 juta. Semester 3 dan seterusnya 50 juta per semester.

Mungkin nilai segitu bagi sebagian orangtua terhitung kecil. Tapi bagi orangtua yang penghasilannya hanya sedikit diatas UMK tentu sangat besar. Bahkan nilai segitu bisa jadi hampir sama dengan total penghasilannya setahun.

Bagaimana tidak, misal penghasilan bulanan 4 juta jika dikali 12 bulan maka ketemu 48 juta. Malah lebih kecil dari harga SPP satu semester di fakultas kedokteran.

Finally,

“Ya sudah dek, kita cari jurusan lain saja yang masih relate dengan bakatmu”, kataku menghiburnya.

Satu semester 50 juta bagi kami saat ini ibarat 'bagai pungguk merindukan bulan'. 

Mungkin bagi PT harga segitu sengaja ditetapkan untuk menyeleksi anak siapa yang bisa masuk kesitu.

Apakah benar seperti itu pendidikan dijalankan?

Bagaimana menurut kalian, netizen



Rabu, 13 November 2024

Gado-gado

Apa yang terbayang di benak kalian saat membaca judul diatas? Pasti makanan, ya khan!

 

Beberapa hari lalu, saya diberi kesempatan mengisi up-grading guru

Ada 30 guru jenjang TK dan SD yang ikut

Waktu yang diberikan hanya satu jam

Ketua Yayasan menginginkan, setelah up grading semua guru bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas pembelajaran di masing-masing jenjang sekolah.



And then … Show must begin

Saya bagi waktu yang tersedia untuk empat aktifitas;

Pertama, persiapan untuk mengkondisikan peserta dengan yel-yel, salam motovasi dan pembentukan kelompok

Kedua, aktifitas kelompok untuk meng-konstruksi konsep tema tertentu dengan cara mind mapping. Secara singkat saya memberikan penjelasan dan contoh mind mapping

Ketiga, presentasi, eksplorasi (tanya jawab dan diskusi). Salah satu anggota kelompok ditunjuk untuk menjadi presenter yang mempresentasikan konsep yang dirumuskan dalam kelompok tadi. Sementara anggota kelompok yang lain disebar ke kelompok lain untuk mengetahui konsep yang dihasilkan kelompok lain dengan cara tanya jawab dan diskusi

Keempat, evaluasi dan refleksi. Evaluasi dilakukan dengan menuliskan konsep yang telah di eksplorasi dengan Teknik penulisan bebas. Sedangkan refleksi dilakukan dengan cara pernyataan lisan perwakilan kelompok tentang apa yang dipelajari dari kegiatan tadi.




Finally…

“Satu kata untuk kegiatan tadi. Keren. Dengan singkat semua bisa aktif dan menemukan sebuah konsep. Sebuah metode belajar yang recommended untuk diterapkan”, kata salah satu guru TK

“Baru kali ini saya ikut pelatihan yang dalam waktu pendek bisa mudah memahami konsep yang dihasilkan. Mantap”, kata guru lainnya.

Selezat gado-gado, gabungan dari metode avtive learning, mind mapping, presentasi, diskusi, menulis feature, dan refleksi sangat menggairahkan dan mencerahkan pikiran.

Selamat mencoba!

Kamis, 31 Oktober 2024

Bahagianya seorang (calon) guru

Dua hari lalu, sepulang melaksanakan praktek mengajar (PPL) di salah satu SMA swasta begitu masuk rumah anak sulung kami dengan wajah menyala berkata, “hari ini aku Bahagia sekali”.

“Emang kenapa kak?”, tanya kami kompak dengan penuh penasaran.

“Alhamdulillah anak-anak tadi semua antusias mengikuti Pelajaran yang kubawakan. Padahal di jam terakhir lho. Biasanya mereka Sebagian besar mengantuk. Tapi tadi tak satupun yang mengantuk. Semua mengikuti Pelajaran dengan seksama”, kata kakak menjelaskan.

“Barokallah kak, berarti kamu cocok menjadi guru karena berhasil menghadirkan happiness pada anak-anak”, kataku menimpali.

 



Sekelumit kisah yang berdasarkan kejadian nyata diatas lagi-lagi memberikan penjelasan bahwa bahagianya seorang guru itu sederhana. Ketika siswa merasa senang dan mengikuti Pelajaran yang dibawakan dengan penuh perhatian dan ketertarikan itu sudah memberikan kepuasan batin yang luar biasa dalam diri seorang guru. Mengalahkan berita cairnya tunjangan sertifikasi yang lama ditunggu gak cair-cair. Hehe.

 

Ada satu hal penting yang patut di highlight. Yaitu tentang happiness.

Saya teringat salah satu prinsip pembelajaran yang diajarkan gurunda Munif Chatib (almarhum).cek disini Beliau pernah menyampaikan diantara indikator berhasilnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah adanya happiness (kebahagiaan) dalam diri siswa maupun guru.

Jadi happiness juga termasuk hasil atau output siklus pembelajaran bahkan paling menentukan. Hadirnya happiness akan mengikat kuat pengalaman pembelajaran di relung hati semua siswa yang akan diingatnya sepanjang masa.

 

So, untuk para guru jangan lupa happy dan menghadirkan happiness dalam setiap kegiatan pembelajaran yang disajikan.