The Backpacker
Ini nie salah satu gaya belajar di sekolah alam yang unik dan keren
The Backpacker
Ini nie salah satu gaya belajar di sekolah alam yang unik dan keren
Coba katakan maksimal dengan dua kata judul diatas! Banyak banget, mahal banget, deelel
Kakak sedang bahas apakah?
Let story begin...
Beberapa hari lalu, dek Inab (nama
panggilan untuk putri ketiga kami) sempat ikut acara semacam openhouse fakultas
kedokteran di sebuah Perguruan Tinggi (PT)
Actually, dia sangat bersemangat ikut acara
tersebut karena sejak dari SD memang pengen banget bisa menjadi dokter. Bahkan sempat
aktif ikut ekskul dokter kecil.
Di kegiatan tersebut dia diajak keliling kampus, ditunjukkan beragam kegiatan perkuliahan, dan seterusnya. termasuk yang cukup excited yaitu dia sempat memegang mayat yang digunakan untuk praktek.
Ketika pulang tak lupa pihak PT
membawakan brosur untuk diberikan kepada orangtua.
Sesampai di rumah dek Inab cerita
panjang lebar pengalamannya ikut acara tersebut.
Tapi pada akhirnya dia sendiri yang
memutuskan untuk tidak jadi ambil kuliah jurusan kedokteran karena biaya yang
sangat mahal.
Semester awal (1&2) harus bayar
semesteran sebesar lebih dari 90 juta. Semester 3 dan seterusnya 50 juta per
semester.
Mungkin nilai segitu bagi sebagian orangtua terhitung kecil. Tapi bagi orangtua yang penghasilannya hanya sedikit diatas
UMK tentu sangat besar. Bahkan nilai segitu bisa jadi hampir sama dengan total penghasilannya
setahun.
Bagaimana tidak, misal penghasilan
bulanan 4 juta jika dikali 12 bulan maka ketemu 48 juta. Malah lebih kecil dari
harga SPP satu semester di fakultas kedokteran.
Finally,
“Ya sudah dek, kita cari jurusan
lain saja yang masih relate dengan bakatmu”, kataku menghiburnya.
Satu semester 50 juta bagi kami saat ini ibarat 'bagai pungguk merindukan bulan'.
Mungkin bagi PT harga segitu sengaja ditetapkan untuk menyeleksi anak siapa yang bisa masuk
kesitu.
Apakah benar seperti itu pendidikan
dijalankan?
Bagaimana menurut kalian, netizen?
Apa yang terbayang di benak kalian saat membaca judul diatas? Pasti makanan, ya khan!
Beberapa hari lalu, saya diberi kesempatan mengisi
up-grading guru
Ada 30 guru jenjang TK dan SD yang
ikut
Waktu yang diberikan hanya satu jam
Ketua Yayasan menginginkan, setelah
up grading semua guru bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas pembelajaran di
masing-masing jenjang sekolah.
And then … Show must begin
Saya bagi waktu yang tersedia untuk
empat aktifitas;
Pertama, persiapan untuk mengkondisikan
peserta dengan yel-yel, salam motovasi dan pembentukan kelompok
Kedua, aktifitas kelompok untuk meng-konstruksi
konsep tema tertentu dengan cara mind mapping. Secara singkat saya memberikan
penjelasan dan contoh mind mapping
Ketiga, presentasi, eksplorasi (tanya
jawab dan diskusi). Salah satu anggota kelompok ditunjuk untuk menjadi
presenter yang mempresentasikan konsep yang dirumuskan dalam kelompok tadi. Sementara
anggota kelompok yang lain disebar ke kelompok lain untuk mengetahui konsep
yang dihasilkan kelompok lain dengan cara tanya jawab dan diskusi
Keempat, evaluasi dan refleksi. Evaluasi
dilakukan dengan menuliskan konsep yang telah di eksplorasi dengan Teknik penulisan
bebas. Sedangkan refleksi dilakukan dengan cara pernyataan lisan perwakilan
kelompok tentang apa yang dipelajari dari kegiatan tadi.
“Satu kata untuk kegiatan tadi. Keren.
Dengan singkat semua bisa aktif dan menemukan sebuah konsep. Sebuah metode
belajar yang recommended untuk diterapkan”, kata salah satu guru TK
“Baru kali ini saya ikut pelatihan
yang dalam waktu pendek bisa mudah memahami konsep yang dihasilkan. Mantap”,
kata guru lainnya.
Selezat gado-gado, gabungan dari
metode avtive learning, mind mapping, presentasi, diskusi, menulis feature, dan
refleksi sangat menggairahkan dan mencerahkan pikiran.
Selamat mencoba!